PINDAINEWS -- Sejak beberapa waktu terakhir, para produsen otomotif terkendala sebuah permasalahan yang cukup rumit, yakni krisis komponen chip semi-konduktor. Para produsen otomotif merasakan dampaknya. Satu di antaranya, Toyota Motor Corporation.
Mengutip sejumlah sumber, akibat pasokan komponen, yakni chip semi-konduktor teekendala, di Jepang, Toyota Motor Corporation terpaksa menghentikan aktivitas 24 manufakturnya selama Mei-Juni 2022.
Minimnya pasokan komponen dan spare-parts, termasuk chip semi-konduktor itu pun sebagai efek adanya lock-down di Shanghai, China akibat masih terjadinya penyebaran Covid-19.
Padahal, berdasarkan business plan, Toyota Motor Corporation mencanangkan total produksi pada periode Juni 2022 yakni 850 ribn unit. Karenanya, Toyota Motor Corporation pun melakukan penyesuaian dan koreksi rencana produksi.